Ilustrasi
JAKARTA—
Produsen elektronika lokal merek Polytron, PT Hartono Istana Teknologi
berencana untuk memproduksi telepon selular (ponsel) dengan kapasitas
penuh di Indonesia pada 2013 mendatang.
Public Relations and Marketing Event Manager PT Hartono Istana Teknologi Santo Kadarusman mengatakan, saat ini sebagian besar produksi ponsel itu masih dilakukan di China, sedangkan sisanya masih diproduksi secara bertahap di pabrik Polytron yang berlokasi di Kudus, Jawa Tengah.
Public Relations and Marketing Event Manager PT Hartono Istana Teknologi Santo Kadarusman mengatakan, saat ini sebagian besar produksi ponsel itu masih dilakukan di China, sedangkan sisanya masih diproduksi secara bertahap di pabrik Polytron yang berlokasi di Kudus, Jawa Tengah.
Dia menjelaskan, kapasitas
produksi ponsel Polytron saat ini sebesar 50.000 unit per bulan. “Di
China ada satu pabrik, dan saat ini mulai alih teknologi pembelajaran
ke Indonesia, targetnya 2013. Produksinya masih 50.000 unit per bulan.
Gfk mengatakan transaksi penjualan ponsel baru di Indonesia 2 juta unit
per bulannya,” kata Santo ketika dihubungi di Jakarta kemarin.
Namun, Santo masih enggan memberitahu berapa besar nilai investasinya.
“Maaf, belum ada konfirmasi dari finance,” ucapnya.
Polytron, kata dia, berharap, bisa memproduksi semua bagian atau komponen ponsel di Indonesia.
“Harapannya semua bagian,
karena seperti halnya dengan audio video home aplliances. Sejak dulu,
Polytron lebih menyukai membeli lepasan dan minta diajari merakitnya
lalu secara perlahan satu persatu dibuat di pabrik di Kudus. Saat ini
sudah menyicil produksi di Kudus,” paparnya.
Dirjen Industri Unggulan
Berbasis Teknologi Tinggi (IUBTT) Kementerian Perindustrian
(Kemenperin) Budi Darmadi sebelumnya mengatakan, sejumlah bagian dari
ponsel seperti baterai, casing, keypad, layar, dan charger ponsel sudah
bisa diproduksi di dalam negeri. Namun, kata dia, Integrated Circuit
(IC) belum bisa diproduksi. Bahkan, kata dia, saat ini baru sedikit
negara yang mampu memproduksi IC, seperti Taiwan dan Eropa.
“Jadi, untuk saat ini kalau mau memproduksi ponsel di Indonesia, kita harus impor IC dulu,” ucapnya.